Budaya Jawa memang memiliki segudang tradisi yang masih dipertahankan hingga saat ini. diantaranya memiliki arti yang mendalam dan kaya akan nilai dan norma budaya dan sosial kemasyarakatan. Salah satunya adalah tradisi Kenduren yang merupakan tradisi turun temurun dalam budaya Jawa.
Kenduren pada dasarnya adalah ritual selametan yakni berdoa bersama yang dihadiri para tetangga dan dipimpin oleh pemuka adat atau tokoh yang dituakan di satu lingkungan. Biasanya disajikan juga tumpeng lengkap dengan lauk pauknya yang nantinya akan dibagikan kepada yang hadir.
Dalam tradisi Jawa, Kenduren sendiri terdiri dari berbagai jenis. Kenduren Wetonan, Sabanan, Likuran, Badan, Ujar, dan Muludan.
Kendurenan Wetonan merupakan selametan yang dilakukan pada hari lahir. Hal in ini juga kerap dilakukan hampir setiap warga. Tidak semua anggota keluarga dilakukan tradisi Kenduren Weton saat ia merayakan hari lahir. Biasanya satu keluarga hanya merayakan satu kali wetonan yakni pada saat hari lahir anak tertua dalam keluarga tersebut.
Kenduren pada dasarnya adalah ritual selametan yakni berdoa bersama yang dihadiri para tetangga dan dipimpin oleh pemuka adat atau tokoh yang dituakan di satu lingkungan. Biasanya disajikan juga tumpeng lengkap dengan lauk pauknya yang nantinya akan dibagikan kepada yang hadir.
Dalam tradisi Jawa, Kenduren sendiri terdiri dari berbagai jenis. Kenduren Wetonan, Sabanan, Likuran, Badan, Ujar, dan Muludan.
Kendurenan Wetonan merupakan selametan yang dilakukan pada hari lahir. Hal in ini juga kerap dilakukan hampir setiap warga. Tidak semua anggota keluarga dilakukan tradisi Kenduren Weton saat ia merayakan hari lahir. Biasanya satu keluarga hanya merayakan satu kali wetonan yakni pada saat hari lahir anak tertua dalam keluarga tersebut.
Selain itu adapula yang disebut Kenduren Sabanan atau Munggahan. Hal ini dilakukan saat menjelang bulan ramadhan. Tujuan kenduren ini adalah untuk selametan menaikan para leluhur yang sudah meninggal. Sebelum dilakukan kenduren Wetonan ini, dilakukan dahulu ritual nyekar ke makam para leluhur. Kenduren ini pun memiliki sajian wajib yakni ayam panggang.
Ada juga Kenduren Likuran yang dilaksanakan setap tanggal 21 Ramadhan dalam kalender Arab. Kenduren ini dilakukan bertepatan dengan perayaan Nuzulul Qur’an. Biasanya dilakukan dalam lingkup kecil yakni sekitar rumah. Warga membawa makanan masing-masing yang nantinya akan dimakan secara bersama-sama setelah melakukan ritual pembacaan doa.
Ada pula Kenduren Badan atau dikenal dengan Lebaranan. Ritual ini dilakukan pada hari Raya Idul Fitri. Kenduren ini pada dasarnya merupakan ritual lanjutan dari Kenduren Sabanan dimana pada saat itu Kenduren dilaksanakan untuk ‘menaikan’ para leluhur sedangkan kenduren Badan bertujuan untuk ‘menurunkan’ para leluhur. Ritual pun sama yakni diawali dengan ritual nyekar ke makam para leluhur.
Selain itu ada juga Kenduren Ujar sebagai penepatan janji bagi seseorang yang memiliki maksud atau hajat tertentu. Dalam tradisi Jawa, Kpada Kenduren ini wajib disajikan ayam panggang.
Terakhir yakni Kenduren Muludan yang dilakukan disetiap tanggal 12 bulan Maulid dalam kalender Arab. Sebenarnya Kenduren ini merupakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad yang dilakukan dengan ritual mbeleh wedus (menyembelih kambing) yang dimasak sebagai becek (gulai).
Kenduren memang sebuah tradisi yang masih dipertahankan hingga saat ini. Meski terkesan sederhana, tradisi ini memang memiliki makna yang mendalam sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi ini juga positif secara sosial kemasyarakatan karena dapat memperkuat ikatan sillahturahmi satu sama lain. Tidak heran jika tradisi ini dikatakan sebagai tradisi yang sangat merakyat.
(sumber: palingindonesia.com)
No comments:
Post a Comment